Di setiap akhir tahun ajaran, Asesmen Sumatif Akhir Sekolah (SAS) akan diikuti oleh siswa sebuah proses evaluasi penting yang dimanfaatkan oleh sekolah untuk menilai capaian belajar anak selama satu tahun penuh. Meskipun asesmen ini bersifat akademis dan pelaksanaannya dilakukan oleh guru, keterlibatan orang tua tetap dianggap sangat krusial untuk memastikan kesiapan anak secara mental, fisik, dan emosional dalam menghadapinya.
Saya sebagai, seorang Riset dan Evaluator Pendidikan menurut saya:
“Keberhasilan proses asesmen tidak hanya ditentukan oleh guru dan sekolah, tetapi juga oleh lingkungan terdekat anak—terutama orang tua. SAS seharusnya tidak dilihat sebagai momok, melainkan sebagai refleksi pencapaian yang bisa menjadi dasar pembinaan ke depan.”
Apa Itu SAS dan Mengapa Penting?
Asesmen Sumatif Akhir Sekolah (SAS) adalah penilaian akhir yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana anak memahami materi, mengembangkan keterampilan, dan menunjukkan sikap yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Menurut Permendikbud No. 21 Tahun 2016, asesmen sumatif dilaksanakan untuk mengevaluasi pencapaian kompetensi secara menyeluruh. Artinya, hasil SAS tidak hanya menunjukkan nilai, tapi juga menjadi dasar guru untuk menilai efektivitas pembelajaran serta kesiapan anak melanjutkan ke tahap berikutnya.
Mengapa Anak Perlu Didampingi Orang Tua Saat Menghadapi SAS?
1. Anak Membutuhkan Dukungan Emosional
Meski tampak tenang, banyak anak merasa cemas saat menghadapi ujian. Orang tua yang hadir secara emosional akan memberikan rasa aman dan percaya diri bagi anak.
2. Mengurangi Tekanan Berlebihan
Pendampingan orang tua yang sehat bisa membantu anak menghadapi ujian tanpa stres berlebih. Ketika tekanan datang dari dalam dan luar sekolah, orang tua menjadi “penetral” suasana hati anak.
3. Membentuk Karakter Tangguh
“Jika orang tua hadir dan ikut mendampingi proses asesmen—bukan hanya dalam aspek akademik, tapi juga emosional—anak akan tumbuh dengan kepercayaan diri dan kesadaran bahwa proses belajar adalah bagian dari perjalanan hidup, bukan sekadar pengumpulan nilai.”
Tips yang Bisa Dilakukan Orang Tua Selama Pelaksanaan SAS
Berikut beberapa langkah sederhana namun berdampak besar yang bisa Anda lakukan:
1. Bangun Rutinitas Belajar yang Konsisten
Mulailah mengatur jadwal belajar jauh-jauh hari. Hindari sistem “kebut semalam” yang dapat membuat anak kelelahan.
2. Pastikan Kebutuhan Fisik Anak Terpenuhi
Tidur cukup, asupan bergizi, dan istirahat cukup sangat penting. Tubuh yang sehat akan menunjang konsentrasi saat belajar.
Fakta: Anak usia sekolah membutuhkan 9–11 jam tidur malam untuk mendukung fungsi otak optimal.
3. Jaga Komunikasi yang Positif
Tanyakan kabarnya, dengarkan keluh kesahnya. Jangan hanya fokus pada nilai, tapi hargai setiap usaha anak.
4. Kenali Gaya Belajar Anak
Apakah anak Anda lebih suka membaca, menulis, mendengarkan, atau melihat video? Bantu mereka belajar dengan cara yang paling nyaman.
5. Libatkan Anak dalam Evaluasi Diri
Ajak anak berdiskusi tentang materi yang sudah dikuasai dan mana yang masih sulit. Jangan memberikan jawaban, tapi bantu arahkan.
Dampak Jika Anak Tidak Didampingi Saat SAS
1. Menurunnya Kepercayaan Diri
Anak bisa merasa tidak yakin atau takut salah karena tidak ada dukungan emosional dari rumah.
2. Kecemasan dan Stres Berlebih
Tekanan dari sekolah yang tidak diimbangi dukungan di rumah bisa menimbulkan stres yang memengaruhi performa akademik.
3. Hasil Belajar Tidak Maksimal
Bukan karena anak tidak bisa, tapi karena mereka tidak mendapatkan kondisi yang mendukung untuk belajar dengan nyaman dan fokus.
“Pendidikan yang baik bukan hanya tentang hasil, tetapi tentang proses yang ditumbuhkan dengan dukungan dan cinta dari lingkungan terdekat.”
SAS bukan sekadar soal ujian, tapi bagian dari perjalanan belajar anak yang berharga. Orang tua memiliki peran besar sebagai pendamping yang memberi semangat, rasa aman, dan arah.
Mari jadikan momen SAS sebagai kesempatan mempererat hubungan orang tua dan anak, serta menanamkan nilai bahwa belajar adalah proses seumur hidup yang layak diapresiasi, bukan sekadar angka di atas kertas.